Skip to main content

CSRINDONESIA – Asiki, adalah sebuah daerah di Kabupaten Boven Digul yang sangat dekat dengan perbatasan Papua Nugini. Berjarak lebih dari 350 km dari Merauke, karena jauhnya sehingga selama duapuluh tahun lebih tak ada sebuah perusahaan pun mau hadir disana. Namun berbeda, Korindo Papua justru hadir dan didirikan disana. Hingga sekarang, terhitung sudah selama 47 tahun (tahun 1969 didirikan) Korindo telah berkomitmen bekerja untuk Indonesia dan yang menjadi tolok ukurnya adalah hadirnya Korindo di Papua ( tahun 1993). Tak heran jika akhirnya masyarakat Asiki berpendapat bahwa, “Asiki ada karena Korindo ada di sini.”

Di tahun 1993 Korindo memulai bisnis penanaman pohon, dan kemudian tahun 1995 memulai bisnis Kelapa Sawit dibawah perusahaan Korindo Group Asiki, Boven Digul dan Merauke, Papua. Awalnya bibit-bibit tanaman sawit berkualitas didatangkan dari Medan, Sumatera Utara, sampai akhirnya di tahun 2016 melalui PT Indo Sawah Lestari, Korindo memulai proyek percobaan kultivasi padi di Merauke, Papua.

Pembukaan perkebunan sawit Korindo di Asiki, Boven Digul, dibawah kendali PT Berkat Cipta Abadi (PT BCA) dengan luasan 14.500 ha. Dimana 11% dari luasan tersebut dialokasikan sebagai hutan masyarakat, area sempadan sungai, perlindungan area keramat masyarakat adat serta konservasi. Dengan demikian perkebunan sawit di Asiki ini termasuk kedalam perkebunan yang High Conservation.

Pabrik Kelapa Sawit PT BCA, baru mampu memproduksi dua kali dalam sepekan sebanyak 45 ton per jam, dengan waktu 4 jam per harinya. Diharapkan pada tahun 2018 mendatang, sudah menghasilkan buah sawit yang cukup matangnya sehingga produksi CPO PT.BCA dapat maksimal.

Perkebunan sawit PT BCA di Asiki, baru melakukan penanaman sawit di tahun 2012, jadi sejak dibuka tahun 2007, penanamannya baru bisa dilakukan tahun 2012 lalu. Sehingga kini kapasitas produksi untuk 10.800 ha yang ada baru bisa terpenuhi 2.000 ton TBS (Tandan Buah Segar) per bulan. Dan 20% dari kapasitas TBS tersebut baru bisa dihasilkan untuk Crude Palm Oil (CPO).

Sementara 3.02% baru bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan minyak, shampoo, kosmetik, dan sebagainya. Pasalnya biji kelapa sawit yang dihasilkan masih dari buah muda, berbeda bila dari buah yang tua yang dapat mencapai 5% dari 20% kapasitas CPO yang dihasilkan.

Dalam upaya untuk memperoleh ijin pembukaan lahan perkebunan sawit di Asiki, Boven Digul, Korindo selalu memulainya dengan konsultasi publik antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah. Disadari bahwa di Asiki dan umumnya Papua, tanah bukan milik perseorangan tapi merupakan hak ulayat adat, dus butuh kesepakatan dengan masyarakat adat.

Kesepakatan tersebutlah yang melahirkan kompensasi-kompensasi baik secara langsung maupun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan bagi masyarakat adat sekitar perkebunan. Dari kesepakatan itulah Korindo baru bisa bekerja sepenuhnya. Tentunya setelah mendapat ijin pula dari instansi terkait di tingkat dua di Kabupaten, di tingkat satu Propinsi dan tingkat pusat dengan kementerian terkait lainnya.

Korindo Papua sepanjang kehadirannya telah berkontribusi dalam meningkatkan ekspor, selain meningkatkan PAD hingga 30 -50%. Begitu juga dalam hal lapangan kerja, dimana setidaknya menjadi rumah bagi 10.000 pekerjanya, termasuk 31% bagi warga Papua Asli. Selain investasi di 10 lokasi daerah terpencil, membangun 5 pabrik pengolahan, serta membuka 2 jalur pengapalan ke daerah terpencil.

Di bidang infrastruktur, Korindo Papua telah membuatkan jembatan dan jalan sepanjang 500 km, menyediakan listrik 9 juta watt, sarana air bersih bagi 1.000 KK, mendirikan 18 fasilitas ibadah, serta 9 Klinik dan satu poliklinik, pengobatan gratis, posyandu dan penyuluhan kesehatan. Dan yang terpenting, menyiapkan program pendidikan melalui beasiswa bagi 2.500 siswa dari SD -Universitas, pemenuhan fasilitas sekolah, pembangunan 20 gedung sekolah, 25 bus sekolah hingga menyiapkan honor bagi 179 guru-guru di daerah terpencil. Disamping menghadirkan program Balai Latihan Kerja bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Merauke maupun melalui program magang.

Sementara di bidang lingkungan, Korindo Papua telah memberikan pelatihan usaha dengan menanam 150.600 pohon karet, 3.000 tanaman sagu bagi masyarakat Asli Papua, budi daya ayam potong dan ayam petelur, cetak batu merah, kebun plasma, koperasi, pembersihan sampah sungai dan lingkungan, serta tentunya menyiapkan Tim Satgas Api Kebakaran Hutan, bersama masyarakat, Kepolisian dan TNI. Sekaligus memberikan sosialisasi dan simulasi penanganan kebakaran hutan, mengedukasi masyarakat sekitar perkebunan untuk turut menjaga dari kebakaran hutan.

Upaya keras Korindo untuk memberdayakan masyarakat di sekitar bisnisnya selama ini telah membuahkan hasil berupa Ministry of Environment CSR Award 2013, bersama PT Tunas Sawaerma, BKPM -Kotra CSR Excellence Award 2015, dan di tahun 2016 dari Pemerintah Propinsi Papua memperoleh penghargaan Korindo sebagai pelaksana CSR Terbaik di Papua.

“Jadi bagi segenap Pimpinan dan jajaran manajemen Korindo Papua, adalah hal yang terlalu mengada-ada jika perusahaan yang telah 20 tahun lebih di Papua, berdiri dengan baik dan aman, dianggap sebagai perusahaan yang dinilai sejumlah pihak telah melanggar peraturan di negara ini. Padahal Korindo Papua telah melakukannya sesuai aturan perundangan yang berlaku”, ungkap Yi Jong Myeong, Direktur Eksekutif Korindo Papua.

Demikian sejarah perjalanan bisnis Korindo di Asiki, Boven Digul, Papua, yang diungkapkan saat presentasi di meeting room yang dihadiri Pimpinan, Direksi dan segenap jajaran manajemen Korindo Papua, diantaranya Mr. Yi Jong Myeong, Direktur Eksekutif; Mr. Ahn Cheun Keun, Direktur; Mr. Andre, General Manager Corporate HRD; Mr. Roh Kyong Min, General Manager Forestry Planning; dan Mr. Jhony Way, Kepala Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Propinsi Papua.

Turut hadir pula jajaran pimpinan lainnya seperti Mr. Perry Dawson, Direktur Perencanaan PT Tunas Sawaerma; Mr. Ronny Makal, Direktur HRD PT Korindo Abadi; Mr. Vinoba Chandra, Direktur Produksi PT Tunas Timber Lestari; Mr. Dwiyana, Direktur Perkebunan dan Plasma PT Papua Agro Lestari; Mr. Tulus Sianipar, Direktur Urusan Goverment Affairs PT. Tunas Sawaerma; Mr. Firman, Manager Klinik Asiki; Mr. Herman Basik Basik, Kepala Bagian Personalia PT Tunas Sawaerma; Mr. Satuman, Kepala Seksi sekaligus kordinator CSR; serta Mr. Jimmy Senduk, Kepala Bagian PT Tunas Sawaerma. (WAW)

 

Sumber: CSR Indonesia

Leave a Reply