Skip to main content

One Step Ahead! Biogas di PT Berkat Cipta Abadi Mampu Tekan Emisi Karbon Sebesar 60.000 Ton/Tahun

By August 1, 2025August 13th, 2025Asiki News

Foto: Erwin Hasiholan memaparkan fasilitas Biogas yang ada di PT Berkat Cipta Abadi pada acara peresmian fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) pada Jumat (1/8/2025). Tujuan utama dari investasi PLTBg ini adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

PAPUA SELATAN – Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Compressed Biomethane Gas (CBG) telah resmi beroperasi di wilayah PT Berkat Cipta Abadi (BCA) sejak Jumat (1/8/2025). Dengan hadirnya pembangkit listrik ini, perusahaan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 60.000 ton dalam satu tahun.

Dengan membangun Biogas Power Plant, PT Berkat Cipta Abadi telah memberikan investasi lebih dalam pengurangan emisi karbon. Tidak banyak perusahaan yang memiliki fasilitas ini, karena investasinya yang cukup tinggi. Tujuan utama investasi ini adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu Biogas ini sering disebut dengan green energy.

Sebelum adanya Biogas, limbah POME (Palm Oil Mill Effluent/limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit) dikirim langsung ke kolam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk dikelola lebih lanjut sehingga gas yang terkandung dalam POME banyak terbuang ke udara.

Namun melalui pabrik Biogas, POME akan melewati serangkaian treatment untuk mengurangi kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dari sekitar 70.000 ton hingga menjadi 10.000 ton. Penurunan kadar COD ini dipastikan dapat menekan dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

Foto: Presiden Komisaris Tunas Sawa Erma (TSE) Group, Robert Seung memberikan plakat penghargaan kepada Erwin Hasiholan atas kontribusi dan dedikasinya dalam melaksanakan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas dan pengembangan energi masa depan yang berkelanjutan.

“Dengan adanya Biogas bisa dipastikan tidak ada lagi pencemaran lingkungan, karena keluaran dari pada reaktor ini sudah turun hampir 85% presentase dari pada COD tadi,” jelas Erwin Hasiholan Ompusunggu, Asisten Manager Biogas Power Plant PT BCA.

Di dalam Biogas Power Plant, POME terlebih dulu akan masuk ke dalam cooling tower untuk dilakukan pendinginan dari 90 derajat menjadi 45 derajat Celcius sesuai dengan standar temperatur yang diperbolehkan masuk ke dalam reaktor tank. Setelah temperaturnya diturunkan, POME kemudian diteruskan ke dalam feed tank untuk dilakukan pencampuran kimia untuk nantinya menghidupkan bakteri.

Proses selanjutnya adalah memompakan POME dari feed tank ke dalam reaktor tank untuk proses penguraian oleh bakteri anaerobik. Bakteri ini akan memakan POME yang ada sampai bakteri tersebut mengeluarkan gas metan. Gas metan inilah yang akan diteruskan ke dalam scrubber system untuk dibersihkan dan disuling dari gas-gas yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam gas engine.

Setelah gas metan tersebut bersih, maka gas siap dimasukkan ke dalam gas engine untuk menjadi bahan bakar yang memutar generator guna menghasilkan listrik.

“Jadi listrik ini akan kita manfaatkan untuk internal kita sendiri. Nanti akan kita lakukan sinkronisasi agar listriknya dapat digunakan oleh pabrik di BCA, baik pabrik CPO maupun KCP. Produksi gas tadi juga ada extra, ada lebih, sehingga kita manfaatkan untuk CBG plant atau Compressed Biogas Plant. Jadi gas tadi akan kita kompres sampai 95% gas metan di dalam tabung, lalu dikirim ke Asiki untuk menjadi bahan bakar mesin diesel,” tutup Erwin. (PR)