JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk meningkatkan panjang jalan beraspal pada tahu 2018 ini. Tak tanggung-tanggung tahun ini pemerintah menganggarkan Rp1,6 triliun untuk bisa mengejar target 60,14% jalan di Papua Barat sudah beraspal.
Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono mengatakan pada tahun 2017, Jalan Trans di Provinsi Papua Barat sepanjang 1.070,62 km. Dari jumlah tersebut sekitar 58,97% jalan di Papua Barat telah beraspal dan sisanya jalan tanah.
“Tahun 2018, anggaran jalan di Papua Barat sebesar Rp 1,6 triliun. Dana tersebut untuk perbaikan geometri jalan dan pembangunan 125 jembatan. Ditargetkan akhir tahun 2018, 60,14% jalan trans papua barat sudah beraspal dan terus meningkat menjadi 64,56% jalan beraspal pada akhir tahun 2019,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (14/4/2018).
Menurut Basuki mengatakan pembangunan jalan di Papua bertujuan membuka keterisolasian daerah terpencil, mengurangi biaya kemahalan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal tersebut sudah dirasakan sendiri manfaatnya oleh masyarakat sekitar dengan dibangunnya jalan Trans papua dan Jalan Perbatasan Papua.
“Pembangunan Jalan Trans Papua terus dilanjutkan dan ditargetkan akhir tahun 2019 bisa tersambung seluruhnya,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVII Papua Barat, Yohanis Tulak Todingrara saat ditemui di Sorong, mengatakan Jalan Trans Papua Barat terbagi menjadi dua segmen. Segmen I Sorong-Maybrat-Manokwari (594,81 km) yang menghubungkan dua pusat ekonomi di Papua Barat yakni Kota Sorong dan Manokwari yang kini dapat ditempuh dalam waktu 14 jam.
Ruas jalan ini juga terhubung dengan Pelabuhan Arar sebagai pelabuhan tol laut yang merupakan bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Kondisinya hingga akhir 2017 adalah 81,6 persen sudah beraspal, perkerasan tanah sepanjang 109,24 km dan diperlukan perbaikan geometrik jalan sepanjang 13,5 km.
Sementara segmen II Manokwari-Mameh-Wasior-Batas Provinsi Papua telah berhasil tembus pada Desember 2017. Dari panjang 475,81 km, kondisi beraspal sepanjang 145,41 km, perkerasan tanah 330,41 km dan perlu perbaikan geometrik jalan sepanjang 38,24 km.
Yohanis mengatakan, tantangan dalam pembangunan jalan Trans baik di Papua dan Papua Barat adalah kondisi alam yang masih berupa hutan, pegunungan dan cuaca. Disamping itu ketersediaan material konstruksi juga terbatas di Papua.
“Tapi kami tetap berupaya keras mengutamakan pemanfaatan material yang tersedia di Pulau Papua,” ucapnya. (gir)
(rhs)