Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan proyek infrastruktur pendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, berupa penataan kawasan, sistem drainase, dan sanitasi dengan nilai mencapai Rp1 triliun.
John Wempi Wetipo, Wakil Menteri PUPR, mengatakan bahwa pihaknya menginginkan keterlibatan pemuda Papua dalam pengembangan infrastruktur pendukung PON XX. Pasalnya, pemerintah menghabiskan setidaknya Rp1 triliun untuk penataan kawasan, sistem drainase, dan sanitasi untuk mendukung ajang olahraga nasional itu.
“[Infrastruktur PON] harus bisa dimanfaatkan dan dikelola oleh pemuda Papua demi mengukir prestasi olahraga nasional di Timur Indonesia,” katanya dikutip Senin (30/8/2021).
Dia menuturkan, pihaknya melakukan penataan wilayah di empat venue PON XX, yakni atletik, panahan, akuatik, dan hoki yang berada di dua kawasan olahraga berbeda, yakni Kampung Harapan dan Doyo Baru.
Penataan wilayah itu, kata dia, dilakukan dengan melakukan konstruksi fasilitas pendukung, seperti jalan penghubung antarvenue, area parkir, ruang terbuka hijau, pedestrian, dan lanskap.
Kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek tersebut adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Cahaya Bina Karya (CBK).
PTPP memenangkan lelang proyek penataan wilayah di kawasan olahraga Kampung Harapan seluas 28,7 hektare, dan membangun sejumlah fasilitas pendukung, seperti lapangan latihan/pemanasan, zona aman stadion, dan area parkir berkapasitas 123 unit bus, 1.059 unit mobil, serta 678 unit kendaraan.
Sementara itu, CBK memulai konstruksi penataan wilayah di kawasan olahraga Doyo Baru sejak Desember 2019. Serupa dengan PTPP, CBK juga membangun jalan penghubung antarvenue, area parkir, ruang terbuka hijau, pedestrian, area aman di setiap venue, dan lanskap.
Wempi berujar, seluruh fasilitas dan infrastruktur PON XX telah siap digunakan untuk ajang olahraga nasional itu pada 2–15 Oktober 2021. Adapun, total anggaran yang terserap dalam konstruksi seluruh infrastruktur PON XX mencapai Rp1,4 triliun.
Sumber : ekonomi.bisnis.com