MERAUKE, SAWIT INDONESIA – Kampanye negatif terhadap industri sawit yang dilakukan LSM asing seperti Mighty Earth dari Amerika Serikat dan AidEnvironment dari Belanda, mengganggu iklim investasi nasional, khususnya yang sedang berkembang di Papua.
“Tidak logis isu penebangan atau pembakaran kayu (hutan). Perusahaan itu kan ada pabrik kayu nya, kok kayunya dibakar sendiri. Kami segera rapat pleno. Selanjutnya berkoordinasi dengan kementerian dan pihak terkait lainnya. Sebab, kasus LSM ini secara luas membahayakan iklim investasi di Papua,” tutur Wakil Ketua Komite II DPD, I Kadek Arimbawa, di Merauke, pada Selasa (5/12).
Akibatnya, investor yang beroperasional di sana, salah satunya seperti Korindo tidak bisa membuka kebun plasma kelapa sawit yang dibutuhkan masyarakat lantaran gencarnya kampanye negatif tersebut.
Guna menindaklanjuti laporan masyarakat Papua yang mengeluhkan lahan plasma yang belum juga dibuka oleh perusahaan itu, membuat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengirimkan tim investigasi untuk melakukan pengecekan langsung ke lokasi area perkebunan sawit di Papua.
“Objektif dan fakta saja, kami tidak membela kepentingan perusahaan. Kami mengecek langsung. Dan ternyata, sejak puluhan tahun perusahaan Korindo beroperasi di Papua, masyarakat merasa bahagia. Kontribusi terhadap kesehatan, pendidikan, dan ekonomi pun mereka dapat rasakan. Bahkan kami temui masyarakat Papua Nugini sampai berobat di klinik modern yang baru selesai didirikan perusahaan ini,” ungkapnya.
Selain berinteraksi dengan masyarakat setempat, lanjut I Kadek, pihaknya juga menerima berbagai informasi tentang ulah LSM bandel. Hasilnya sejauh ini, tudingan deforestasi sangat tidak terbukti.
Di kesempatan yang sama, Senator lainnya asal Papua Pdt. Charles Simare-mare mengapreasiasi kinerja Korindo atas usahanya memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.