Skip to main content

Kadek Arimbawa Berfoto Bersama Dokter dari Klinik Asiki

 

RMOL. Tim kerja DPD RI mengunjungi Klinik Asiki, milik sebuah investor swasta di Distrik Asiki, pedalaman Papua di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini pada Rabu (6/12).

Kunjungan para senator tersebut sebagai respons aspirasi masyarakat adat Merauke dan Boven Digoel yang resah dengan kampanye negatif sejumlah LSM/NGO asing seperti Mighty Earth dan AidEnvironment.

Atas ulah LSM/NGO itu, perusahaan tidak bisa membuka kebun plasma kelapa sawit yang dibutuhkan masyarakat.

“Objektif dan fakta saja, kami tidak serta merta membela kepentingan perusahaan. Kami mengecek langsung. Dan ternyata, sejak puluhan tahun perusahaan beroperasi di Papua, masyarakat bahagia. Kontribusi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi pun dirasakan. Bahkan kami temui masyarakat Papua Nugini sampai berobat di Klinik Asiki ini,” ungkap Wakil Ketua Komite II DPD, I Kadek Arimbawa melalui keterangan tertulisnya, Rabu (6/12).

Selain berinteraksi dengan masyarakat setempat, lanjut Kadek, pihaknya juga menerima berbagai informasi tentang ulah LSM/NGO nakal. Hasilnya sejauh ini, tudingan ada pelanggaran HAM atau deforestasi sangat tidak berdasar.

“Tidak logis isu penebangan atau pembakaran kayu (hutan). Perusahaan itu kan pabrik kayu, kok kayunya dibakar sendiri. Kami segera rapat pleno. Selanjutnya berkoordinasi dengan kementerian, pihak terkait. Sebab, kasus LSM ini secara luas membahayakan iklim investasi di Papua,” tutur seniman asal Bali ini.

Adapun Klinik Asiki dinilai sudah sekelas dengan rumah sakit pratama. Dipersembahkan gratis untuk warga di banyak kampung, klinik ini memiliki tenaga medis dan fasilitas cukup lengkap. Seperti ruang rawat jalan, rawat inap, bersalin, perawatan bayi, bedah minor, IGD, USG hingga fasilitas mobile service.

“Ini wujud nyata peran serta swasta mensukseskan Program Indonesia Sehat. Kami terus berbenah memberikan pelayanan dan edukasi kesehatan terbaik, bekerjasama dengan dinas, klinik, dan puskesmas sekitar,” ujar Manager Klinik Asiki, dr. Firman Jayawijaya.

Dijelaskan, Klinik Asiki fokus pada delapan program prioritas. Diantaranya menurunkan angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Kemudian, perbaikan status gizi masyarakat dan pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan.

“Kami tidak bangga dengan banyaknya jumlah pasien. Kami menekankan pada aksi jemput bola, memberikan edukasi kesehatan di kampung-kampung,” ujar Firman. [nes] 

Leave a Reply